Berita Pembunuhan Kader Gerindra Oleh Oknum Brimob Diplintir Oleh Media

Berita Pembunuhan Kader Gerindra Oleh Oknum Brimob Diplintir Oleh Media
Id Utama. Pelintiran dan pembelokan informasi oleh sejumlah portal berita atas tragedi penembakan oknum anggota Brimob Kelapa 2  terhadap kader Gerindra bernama Fernando Wowor pada Sabtu (20/1/2018) membuat geram sejumlah pimpinan Gerindra. Tak saja di berita politik, seluruh berita yang berkaitan langsung maupun tak langsung dengan partai Gerindra maupun sosok Prabowo selalu di pelintir dan dibelokkan menuju negative.

Sebagaimana Framing yang dibuat sejumlah portal berita soal kasus penembakan dan penyerangan oknum Brimob berinisial R ini diwartakan menjadi masalah pengeroyokan oleh sejumlah mahasiswa di tempat hiburan malam.

Tentunya perihal ini sungguh mencoreng rasa keadilan dan melukai hati orang-orang disekitar korban terlebih kasus tersebut disaksikan oleh umum dan ditempat terbuka. Hal ini memaksa gerindra mengeluarkan data kronologis untuk memaparkan kasus yang ada, jangan sampai mencuat pembunuhan karakter terhadap sosok Fernando Wowor yang telah menjadi korban masih di fitnah juga.

Dalam kronologis yang dikeluarkan oleh Habiburakhman, SH, MH, Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra dengan saksi kejadian Rio Endika Putra Pradana yang dengan jelas menyebutkan soal kejadian tersebut.

Selengkapnya:

Bogor, Sabtu (20/1/2018)
Kronologi Peristiwa Penembakan Kader Partai Gerindra Fernando Wowor, Menurut Kawannya Rio Endika Putra Pradana.
  1. Malam itu jam 02.00 kita mau makan ke Dunkin Donuts.
  2. Saat perjalanan menuju Dunkin,  parkiran pas di samping Dunkin terlihat penuh.  Kemudian diarahkan oleh tukang parkir Lips untuk parkir di depan ruko-ruko kebetulan ada kosong satu, kata si tukang parkir.
  3.  Saat mobil belok, baru kepalanya masuk,  mobil dihadang oleh satu orang laki-laki muda berkendaraan motor gedhe merek BMW warna abu-abu. Dia mainkan  gas motornya seakan sedang acara konvoi.  Setelah itu, dia teriak-teriak sambil ngomong, “Motor ini harganya sama dengan mobil itu. Kamu yang mundur atau aku yang mundur?”.
  4.  Teman saya Arif turun memberikan pengertian, sambil menyarakan agar mengambil sebelah kiri mobil,  karena jalan lebar. Tiba-tiba dia malah makin naik pitam,  teriak-teriak, sambil marah-marah sambil mencabut pistol, dan mengokang senjata yang moncongnya diarahkan ke kaca depan mobil kami.
  5.  Saya pun turun, karena kondisi yang tidak kondusif saya berusaha mendinginkan dan melerai. Tapi bukannya makin dingin, malah semakin menjadi. Kemudian,  pistol itu diarahkan ke kepala Arif,  saya pegang tangannya saya berusaha kasih pengertian lagi, sambil mengatakan, “Jangan gitu mas.”
  6.  Dia makin marah,  moncong pistolnya digetok-getokin ke kepala Arif. Saya yang khawatir, spontan meraih senjata guna menghindari hal berbahaya itu, tetapu bebarengan dengan lepasnya pandangan dia ke saya, dan arief karena dia melihat almarhum turun dari mobil.
  7. Di situlah kesempatan saya untuk self defend, berusaha merebut pistol dengan bantuan almarhum yang memiting leher pelaku sampai jatuh dari motor gedenya.
  8. Mulai lah rusuh, di saat alotnya saya merebut pistol itu. Saat itu warga sekitar ikut mukulin pembawa pistol ini dan suasana udah tidak jelas kacau.
  9. Tiba-tiba, di saat saya fokus, ada orang tarik muka saya dari belakang sekaligus mencakar pipi saya. Akhirnya lepas lah saya dari usaha merebut pistol tadi dengan spontan saya balik badan.
  10. Tiba-tiba “DOR” kawan saya Fernando Wowor tumbang. Saya kaget, lalu saya  tangkap lagi pistol si pelaku dengan agak memaksa ibu jarinya tekan tombol pelepas magazine.  Jatuhlah magazine ke tanah.
  11. Pistolnya berhasil saya ambil, posisi di situ, si penembak digebukin oleh banyak orang lain, entah siapa, saya tidak peduli.
  12.  Saya pungut magazine itu ternyata,  peluru asli. Saya panik dan  teriak-teriak minta pertolongan untuk mengangkat almarhum ke mobil dan dibawa ke RS Vania.
  13. Saya angkat jasad almarhum dengan beberapa rekan kita, kemudian masukkan ke mobil menuju RS Vania (*)
Tentu saja, pembelokan framing berita tersebut merupakan fitnah yang sangat keji terhadap korban yang sudah meninggal atas kejadian penembakan oleh oknum Brimob Kelapa Dua berinisial R tersebut. [ASS]

Comments

Popular posts from this blog

Sandiaga Uno Ungkapan Alasan NJOP Jakarta Naik 19,5 Persen

Wow Ternyata Bandara Soekarno Hatta Kini Punya Hotel Kapsul

Ferdinand: Begitulah Demokrasi Prabowo Kalahkan Jokowi di Rakorda Demokrat Riau dan Sulsel